“Matematikawan juga manusia.” Itu
adalah kalimat yang pantas apabila seseorang ingin menggambarkan bagaimanakah
seorang matematikawan itu memulai dan mengakhiri perjuangan hidupnya. Bukan
berarti mereka itu adalah semacam dewa yang begitu saja dengan mudahnya
memperoleh banyak nobel atau pernghargaan tentang apa yang mereka kerjakan
dalam bidang matematika. Bagaimanapun juga, baik petani, pegawai bank, bahkan
sampai presiden sekalipun, semuanya memiliki jalan tersendiri dan sebuah, atau
bahkan banyak sekali pengorbanan dan perjuangan yang telah mereka lakukan, tak
terkecuali matematikawan.
Banyak sekali matematikawan yang
berasal dari keluarga, atau paling tidak, kelompok yang cukup banyak memiliki
masalah, meski beberapa matematikawan juga memiliki kehidupan yang cukup layak
pada masa kecilnya. Namun tidak lepas dari kenyataan bahwa matematikawan juga
berusaha sekuat tenaga dan menaruhkan semua yang dia miliki pada matematika.
Akan ada banyak orang yang berpikiran bahwa bagaimana hal itu bisa terjadi. Hal
itu disini adalah bagaimana mereka bisa menjadi matematikawan, apa yang membuat
mereka bisa sebegitu bodohnya melakukan hal ini dan hal itu, mengotak-atik
segala hal, dan berusaha merangkainya kembali, padahal kebanyakan objek yang
mereka gunakan sangat abstrak. Tapi bagaimanapun juga, imajinasi bukanlah
kebodohan ataupun kekanak-kanakan. Imajinasi untuk menuliskan dan menghasilkan
sesuatulah yang membuat perkembangan dalam segala bidang. Dan yang membuat
seseorang ingin sekali melakukan semua hal itu adalah satu : rasa tertarik.
Ya, keingintahuan bukanlah alas an
yang tepat karena ada lagi alasan yang berdiri di atas rasa keingintahuan,
yaitu rasa tertarik. Ketika seseorang tertarik akan suatu hal, tentu saja orang
itu akan menjadi sangat ingin mengenal suatu hal tersebut. Persis ketika kita
melihat sebuah bentuk bole yang berputar. Setelah merasa tertarik, kita pasti
akan menanyakan beberapa hal tentang bola tersebut, seperti bagaimana bola bisa
berputar, mengapa bola berputar, mengapa bentuknya lingkaran yang berisi,
mengapa tidak mempunyai sudut siku-siku, dan sebagainya. Dari situ, sebuah
jembatan muncul dan kehidupan seseorang sangat begitu mungkin untuk mencoba
menyebrangi jembatan itu, seperti beberapa matematikawan yang akan diceritakan
beberapa potong kehidupannya berikut.
Pada awal abad kesembilan belas
hanya Gauss mempunyai firasat apa yang segera datang, tapi Newtonian menahannya
dari mengatakan Lagrange, Laplace dan Legendre apa yang ia ramalkan. Meskipun
matematika besar Perancis hidup dengan baik ke tingkat yang pertama ketiga abad
kesembilan belas banyak karya baru mereka tampaknya telah dipersiapkan.
Lagrange dalam teori persamaan mempersiapkan jalan bagi Abel dan Galois,
Laplace, dengan karyanya pada persamaan diferensial astronomi Newtonian
termasuk teori gravitasi mengisyaratkan perkembangan fenomenal matematika
fisika di abad kesembilan belas sementara penelitian Legendre dalam kalkulus
integral disarankan untuk Abel dan Jacobi salah satu bidang analisis investigasi
yang paling subur yang pernah diperoleh. Analisis mekanik Lagrange masih
modern. Tapi bahkan itu untuk menerima tambahan megah di Tangan Hamilton dan
Jacobi dan Poincare kemudian. Lagrange dalam kalkulus variasi juga tetap klasik
dan berguna, tetapi karya Weierstrass memberikannya arah baru dalam semangat,
ketat, inventif dari paruh kedua pada abad kesembilan belas dan ini pada
gilirannya telah diperkuat dan direnovasi.
Augustin Louis Cauchy, yang pertama
dari matematikawan besar Perancis yang pikiran milik pasti dengan zaman modern,
lahir di Paris pada 21 Agustus 1789 sedikit kurang dari enam minggu setelah
jatuhnya Bastille. Seorang anak Revolusi, dia membayar pajaknya atas kebebasan
dan kesetaraan dengan tumbuh dewasa dengan tubuh kekurangan gizi. Hanya dengan
diplomasi dan rasa yang baik dari ayahnya bahwa Cauchy selamat dari
tengah-tengah kelaparan. Setelah hidup lebih lama Teror, ia lulus dari urutan
Napoleon Chaucy mendapat bagian penuh mengenai kekurangan dari revolusi dan
revolusi counter dan takaran karyanya dipengaruhi oleh kerusuhan sosial pada
zamannya. Jika revolusi dan sejenisnya dilakukan mempengaruhi Chauchy dalam
kerja ilmiah dimana seharusnya laboratorium menjadi hadiah spesimen untuk
membuktikan fakta. Dia memiliki kesuburan luar biasa dalam matematika cipta dan
fekunditas yang telah melampaui hanya dua oleh Euler dan Cayley. Leke Karyanya
revolusioner.
Matematika modern berhutang budi
kepada Chauchy untuk dua kepentingan utama yang masing-masing menandai
istirahat tajam dengan matematika dari abad kedelapan belas. Yang pertama
adalah pengenalan kekakuan dalam analisis matematika. Sulit untuk menemukan
simile memadai bagi besarnya muka ini mungkin berikut yang akan dilakukan.
Misalkan tah selama berabad-abad merupakan seluruh rakyat telah menyembah
dewa-dewa palsu dan yang tiba-tiba kesalahan mereka terungkap kepada mereka.
Sebelum pengenalan analisis kekakuan matematika adalah dewa seluruh dewa-dewa
palsu. Dalam Cauchy ini adalah salah satu pelopor besar dengan Gauss dan Habel.
Gauss mungkin telah memimpin jauh sebelum Cauchy memasuki lapangan, tapi tidak
dan itu adalah kebiasaan Cauchy 's publikasi cepat dan hadiah untuk pengajaran
efektif yang benar-benar ketelitian dalam analisis matematika diterima.
Hal kedua yang penting mendasar yang
Cauchy ditambahkan ke matematika berada di sisi sebaliknya kombinatorial.
Perebutan pada jantung dari metode Lagrange dalam teori persamaan, Chaucy
membuat abstrak dan memulai penciptaan sistematis dari teori grup. Sifat ini
akan dijelaskan kemudian untuk saat ini kami mencatat hanya modernitas
pandangan Chauchy itu.
Tanpa bertanya apakah hal yang ia
menemukan punya aplikasi atau tidak, bahkan untuk cabang lain dari matematika,
Cauchy dikembangkan pada kemampuannya sendiri sebagai sistem abstrak.
Pendahulunya, dengan pengecualian dari Euler yang universal yang sangatlah
bersedia untuk menulis memoar tentang teka-teki dalam jumlah seperti pada
hidrolika atau 'sistem dunia telah menemukan inspirasi mereka tumbuh keluar
dari aplikasi matematika. Pernyataan tentu saja memiliki banyak pengecualian,
terutama di arithmetik, tapi sebelum Chauchy jika ada beberapa penemuan
menguntungkan dicari aljabar di manipulasi. Chauchy melihat lebih dalam,
melihat operasi dan hukum mereka dari kombinasi di bawah simetri rumus aljabar,
mereka terisolasi, dan dipimpin untuk teori grup. Hari ini teori dasar namun
rumit adalah kepentingan mendasar di berbagai bidang matematika murni dan
terapan, dari teori persamaan aljabar geometri dan teori struktur atom. Hal ini
di bagian bawah geometri kristal lagi tapi salah satu aplikasi. Perkembangan
kemudian semula (di sisi analitis) memperpanjang jauh ke mekanik yang lebih
tinggi dan modern teori persamaan diferensial.
Carl Gustav Jacob
Jacobi, lahir di Postdam, Prussia, Jerman, pada tanggal 10 Desember 1804,
adalah anak kedua dari bankir makmur, Simon Jacobi, dan istrinya. Ada 4 anak,
tiga laki-laki, yaitu Moritz, Carl, Eduard, dan seorang perempuan, Therese.
Guru pertama Carl
adalah pamannya yang mengajarinya klasik dan matematika, mempersiapkan Carl
untuk masuk ke Postdam Gymnasium pada 1816 di umur ke dua belasnya. Dari awal
Jacobi memberi bukti dari “universal mind” yang mana sang rektor dari Gymnasium
menyatakannya untuk meninggalkan sekolahnya pada 1821 untuk memasuki
Universitas Berlin.
Seperti Gauss, Carl
dapat dengan mudah membuat reputasi yang tinggi dalam ilmu bahasa jika saja
matematika tidak membuat rasa tertariknya semakin kuat. Melihat Carl jenius
dalam matematika, gurunya (Heinrich Bauer) membiarkan Carl bekerja
sendirian—setelah sebuah pergumulan yang cukup lama karena Carl menolak untuk
belajar matematika secara menghafal dan secara aturan.
Perkembangan matematika
Jacobi muda (Carl) adalah pada rasa hormat akan kesetaraan rasa ingin tahu
dengan saingannya Abel. Jacobi juga menuju ke ahlinya, karya Euler dan Lagrange
mengajarinya Aljabar dan Kalkulus, dan mengenalkannya pada teorema angka.
Intruksi pada diri sendiri yang dini ini adalah untuk memberi karya menakjubkan
dari Jacobi—di fungsi elips—arah yang terdefinisinya, untuk Euler, master dari
alat-alat jenius, ditemukan dalam Jacobi penerus briliannya. Untuk kemampuan
manipulatif yang tipis dalam menjerat aljabar Euler dan Jacobi tidak mempunyai
saingan, kecuali matematikawan jenius, Srinivasa Ramanujan, dalam abad kita.
Abel juga mampu menangani rumus seperti seorang master jika dia mau, namun
kejeniusannya lebih filosofis, kurang formal daripada milik Jacob. Abel lebih
mendekati Gauss dalam desakannya pada kekuatan daripada Jacobi yang secara
alami—bukan berarti karya kurang dalam kekuatan, namun inspirasinya terlihat
formalistik daripada rigoristik.
Abel dua tahun lebih
tua dari Jacob. Tidak menyadari Abel telah menyerang pangkat lima umum pada tahun
1820, Jacobi pada tahun yang sama mencoba sebuah solusi, mereduksi pangkat lima
umum ke bentuk x5-10q2x = p dan menunjukkan bahwa solusi
dari persamaan ini akan mengikuti persamaan tertentu dari derajat sepuluh.
Walaupun usahanya gagal, itu mengajari Jacob banyak hal tentang aljabar dan dia
menganggap hal yang penting yang bisa dipertimbangkan dari hal itu sebagai
sebuah langkah dalam edukasi matematisnya. Tapi itu sepertinya tidak terjadi
padanya, sama seperti yang terjadi pada Abel, bahwa pangkat lima umum mungkin
tidak bisa dipecahkan secara aljabar. Kekeliruan ini, atau kurangnya imajinasi,
atau apapun yang ingin kita sebutkan untuk itu, pada bagian Jacobi terdapat
perbedaan diantara dia dan Abel. Jacobi, yang mempunyai pikiran objektif yang
luar biasa dan tidak pencemburu atau iri dalam sifatnya yang bermurah hati, dia
sendiri mengatakan salah satu dari karya besar Abel, “Itu melebihi di atas
pujianku seperti itu melebihi di atas karyaku sendiri.”
Hari-hari Jacobi
sebagai murid di Berlin berakhir dari April 1821, sampai Mei 1825. Selama dua
tahun awal yang dia habiskan untuk filosofi, filologi, dan matematika secara
seimbang. Dalam seminar filologis, Jacobi menarik perhatian P.A Boeckh, seorang
sarjana klasik yang terkenal yang membawa (di antara karya yang lainnya) sebuah
edisi yang baik dari Pindar. Boeckh, beruntung untuk matematika, gagal untuk
mengubah murid yang paling menjanjikannya ke pembelajaran yang klasik sebagai
sebuah ketertarikan dalam hidup. Dalam matematika, tidak banyak yang bisa
ditawarkan untuk seorang murid yang ambisius dan Jacobi melanjutkan studi
privatnya dari para master. Kuliah-kuliah universitas dalam matematika dia
karakterisasikan secara singkat dan cukup sebagai ocehan. Jacobi biasanya
terang-terangan dan pada intinya, walaupun dia tahu bagaimana bersikap patuh
ketika mencoba untuk menyindir beberapa teman matematika yang pantas ke dalam
sebuah posisi yang pantas.
Ketika Jacobi secara
rajin menjadikan dirinya sendiri matematikawan, Abel telah memulai pada setiap
jalan yang mana untuk menuntun Jacobi untuk terkenal. Abel telah menulis
Holmboe pada 4 Agustus 1823, yang mana dia sibuk dengan fungsi elips : “Karya
kecil ini, kau akan mengingat, berhadapan dengan invers dari transenden elips,
dan aku buktika sesuatu [yang sepertinya] mustahil; Aku memohon Degen untuk
membacanya sesegera dia bisa dari satu akhir ke akhir yang lain, tapi dia dapat
menemukan kesimpulan yang tidak salah, dan tidak mengerti dimana kesalahan itu;
Tuhan tahu bagaimana aku akan keluar dari hal itu.” Oleh sebuah rasa ingin tahu
Jacobi yang kebetulan, akhirnya memantapkan dirinya untuk mengerahkan semua
yang dia miliki pada matematika hampir tepat ketika Abel menulis ini. Dua tahun
perbedaan dalam umur dari laki-laki muda sekitar 20 tahun (Abel dua puluh satu,
Jacobi sembilan belas) terhitung lebih dari dua dekade dari kedewasaan. Abel
mendapat awal yang bagus tapi Jacobi, tidak sadar bahwa dia memiliki saingan
dalam perlombaan, tidak lama mengejar. Karya besar Jacobi yang pertama adalah
pada bidang Abel tentang fungsi elips.